Visiting Lecture STIEM Bongaya: Menakar Tantangan Kampus Berdampak di Era Disrupsi dan VUCA

HUMAS STIEM BONGAYA. MAKASSAR – Sabtu, 10 Mei 2025, Aula lantai 2 Kampus STIEM Bongaya di Jalan Andi Mappaodang No. 28 Makassar dipenuhi antusiasme. Program Pascasarjana STIEM Bongaya menggelar Visiting Lecture bertema Sustainable Development dan Tantangan Kampus Berdampak bagi Perguruan Tinggi di Era Disrupsi dan VUCA.

Ketua Yayasan STIEM Bongaya Dr. Ma’ruf Idris

Seluruh mahasiswa dan dosen Pascasarjana turut hadir, menyimak sesi yang dimoderatori oleh Dr. Khaeril, SE., M.Si. Pemateri utama, Dicky Sofyan, MPP., MA., Ph.D., dari Core Doctoral CRS UGM, tampil bersama Dr. Michael R. Quinlan, international visiting lecturer UGM, menyajikan perspektif global tentang bagaimana kampus harus beradaptasi dan memberi dampak nyata di tengah era yang penuh ketidakpastian dan perubahan cepat.

Hadir dalam kegiatan ini para pimpinan penting: Ketua Yayasan STIEM Bongaya Dr. Ma’ruf Idris, Ketua STIEM Prof. Dr. Hj. Jannati Tangngisalu, SE., M.Si., Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Akob Kadir, SE., M.Si., Ketua Prodi Magister Manajemen Dr. Hj. Yana Fajriyah, SE., M.Si., serta Ketua Prodi Magister Akuntansi Dr. Hj. Marwah Yusuf, SE., MM., Ak., CA

Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, Ibu Erni Madya, dilanjutkan pembacaan doa oleh Ruslan Ahmad, SE., MM. Dalam sambutannya, Prof. Akob Kadir mengapresiasi kedatangan para pemateri dari UGM yang menyempatkan hadir di tengah jadwal padat. Ia memaparkan sejarah singkat Program Pascasarjana STIEM Bongaya yang telah berdiri sejak 1999, aktif sejak 2000, kini menaungi sekitar 400 mahasiswa dengan tiga program studi: Magister Manajemen (1999), Magister Akuntansi (2023), dan Program Doktor Manajemen (2024).

Sementara itu, Ketua STIEM, Prof. Hj. Jannati Tangngisalu, SE., M.Si., membuka kegiatan dengan harapan besar. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan kegiatan seperti ini, yang bukan hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga menguatkan pengembangan kurikulum. “Apalagi yang datang ini adalah orang-orang berpengalaman dari perguruan tinggi negeri yang termasuk 50 besar. Banyak hal yang perlu kita serap untuk pengembangan kampus kita ke depan,” ujarnya.

Di ruangan itu, suasana akademik terasa hidup. Para peserta menyimak dengan penuh perhatian, menyadari bahwa kampus berdampak tak lahir dari gedung-gedung megah atau nama besar semata, tetapi dari kesiapan untuk belajar, beradaptasi, dan bergerak di tengah gelombang perubahan zaman. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *