Forkom KIP STIEM Bongaya di Garda Depan Literasi Pasar Modal Mahasiswa

STIEM BONGAYA MAKASSAR – Dari balik kursi-kursi lipat yang tersusun rapi di aula STIEM Bongaya, Kamis pagi, 22 Mei 2025, gelombang antusias mahasiswa perlahan membanjiri ruang. Sebagian besar mengenakan jaket almamater, sebagian lain membawa catatan, siap menyimak—lebih dari 70 persen dari mereka adalah penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Hari itu, Forum Komunikasi Mahasiswa Penerima KIP Kuliah (Forkom KIP) STIEM Bongaya, bekerja sama dengan Kelompok Studi Pasar Modal Galeri Investasi BEI (KSPM GI-BEI), menggelar Seminar Keuangan 2025 bertema “Mekanisme Perlindungan Investor di Pasar Modal Indonesia”. Sebuah tema yang mungkin terdengar berat di telinga awam, namun justru menjadi penting dibumikan di tengah gempuran tawaran investasi yang tak selalu benar.

Seminar dibuka secara khas dengan pertunjukan angaru, semacam penghormatan adat Bugis-Makassar yang dibawakan mahasiswa Maulana Amiruddin. Suara lantang dan gerak tubuh penuh keyakinan Maulana menyulut semangat pagi. Disusul sambutan-sambutan yang menunjukkan bahwa acara ini bukan hanya seremoni tahunan, melainkan bagian dari ekosistem pembelajaran yang nyata.

Fahmin Amirullah dari Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan menyampaikan apresiasinya kepada STIEM Bongaya. “Hampir semua kegiatan Galeri Investasi di kampus ini punya daya tarik tersendiri, bukan hanya bagi civitas akademika, tapi juga kami sebagai mitra,” ucapnya. Tak lupa, ia menaruh hormat pada Forkom KIP yang dinilainya aktif dan progresif.

Di podium, Ketua STIEM Bongaya, Prof. Hj. Jannati Tangngisalu, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bukan sekadar agenda belajar, melainkan bagian dari upaya membentuk mahasiswa yang waspada, cerdas, dan melek finansial. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pemateri yang telah hadir dan bersedia menularkan pengetahuan mereka kepada mahasiswa kami,” tuturnya.

Nama-nama pemateri yang dihadirkan memang tak sembarangan: Caroline Claudia Christy dari KPEI, Ruth Yendra dari KSEI, dan Narotama Aryanto dari ISIPF. Masing-masing membawa bekal pengetahuan mulai dari mekanisme perlindungan investor hingga bahaya investasi ilegal yang kerap mengintai lewat janji manis yang menipu.

Di tengah-tengah itu, Forkom KIP tampil sebagai jangkar penyelenggara yang tak hanya mengurus teknis, tapi juga membawa misi ideologis: menjadikan mahasiswa KIP Kuliah tak hanya cakap dalam kuliah, tapi juga paham dalam mengelola keuangan dan membuat keputusan investasi yang bijak.

“Ini bagian dari proses pembelajaran Lab Pasar Modal,” jelas Dr. Hasbiyadi, pembina Forkom KIP. Ia menegaskan pentingnya edukasi pasar modal, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi terbatas namun punya semangat besar untuk maju. “Kami ingin mahasiswa KIP tak hanya selesai kuliah, tapi juga siap menghadapi dunia keuangan secara cerdas dan aman.”

Bukan kebetulan jika Forkom KIP jadi motor penggerak kegiatan ini. Di balik nama “beasiswa”, mereka sedang membuktikan bahwa akses bisa menjelma jadi aksi, bahwa literasi bisa dimulai dari barisan yang dulu nyaris tak terdengar.

Dan pada Kamis pagi itu, langkah-langkah kecil di STIEM Bongaya mungkin saja menjadi bagian dari gerak besar mahasiswa Indonesia yang lebih berdaya secara finansial. (*)

Penulis: Makmur Madjid (Humas STIEM Bongaya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *