HUMAS STIEM BONGAYA, MAKASSAR – Selasa, 26 November 2024, Aula Serbaguna Jalan Mapala terasa hangat oleh semangat kebangsaan. Di kediaman Andi Waris Halid, anggota DPD/MPR RI itu, berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa STIEM Bongaya, tokoh masyarakat, hingga pemuda setempat, berkumpul dalam satu semangat: memahami dan menghayati nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan. Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari A. Waris Halid, SS., MM., yang menggaris bawahi pentingnya Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pondasi berbangsa dan bernegara. Dengan suara mantap dan penuh keyakinan, ia berkata, “Di tengah arus globalisasi dan derasnya informasi, kita harus tetap berpijak pada nilai-nilai dasar yang menjadi identitas kita sebagai bangsa. 4 Pilar ini bukan hanya konsep, tetapi pedoman dalam setiap tindakan kita.” Ditemani oleh Dedy Alamsyah sebagai moderator yang mengarahkan jalannya diskusi, serta Dr. Abd Mansyur Mus, SE., MM., seorang akademisi yang hadir sebagai narasumber, acara ini berkembang menjadi ruang dialog yang penuh makna. Diskusi mulai menghangat ketika mahasiswa STIEM Bongaya mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis. Salah seorang mahasiswa, dengan nada penuh keingintahuan, bertanya tentang relevansi Pancasila di era digital. Dengan tenang, Dr. Abd Mansyur menjawab, “Pancasila adalah pedoman moral yang tak lekang oleh waktu. Di era digital, justru kita harus lebih waspada agar nilai-nilai Pancasila tidak tergantikan oleh budaya instan yang sering kali mengabaikan etika.” Suasana semakin dinamis ketika A. Waris Halid menanggapi pertanyaan lain tentang tantangan menjaga persatuan di tengah keberagaman. “Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, tetapi tanggung jawab kita bersama. Menjaga harmoni dalam keberagaman adalah tugas setiap warga negara, khususnya generasi muda,” tegasnya, sambil menatap para mahasiswa dengan penuh harap. Dr. Abd Mansyur menambahkan dengan nada reflektif, “Kegiatan seperti ini adalah investasi besar bagi masa depan bangsa. Kita tidak hanya berbicara tentang teori, tetapi bagaimana nilai-nilai ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi motor penggerak perubahan yang positif.”
Baca juga:
Jejak prestasi di Main Hall Bursa Efek Indonesia: Melangkah Menuju Masa Depan Pasar Modal
Hingga penghujung acara, antusiasme tidak surut. Suara tepuk tangan memenuhi ruangan sebagai tanda apresiasi atas diskusi yang membangkitkan kesadaran kolektif.
Di luar aula, malam Makassar terasa lebih dingin, tetapi suasana hati para peserta tetap hangat oleh semangat baru. Di tengah derasnya tantangan zaman, nilai-nilai kebangsaan telah menemukan ruang untuk tumbuh subur, ditanamkan di hati generasi muda yang kelak akan mewarisi tanah air ini. (*)
Penulis: Makmur (Humas STIEM Bongaya)