ternyata, mencetak uang tidak menyelesaikan masalah….
Galeri Investasi, bekerja sama dengan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) STIEM Bongaya Makassar kembali melaksanakan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Kali ini bertajuk seminar edukasi, bekerja sama dengan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan. Tema yang diangkat adalah “Apakah dengan mencetak uang, krisis keuangan dapat teratasi?”. Kegiatan ini berlangsung Kamis (02 Juni 2022) bertempat di AULA STIEM Bongaya, yang dihadiri oleh civitas akademika STIEM Bongaya.
Dalam sambutannya, Vira Meydi selaku ketua panitia mengucapkan banyak terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini dan berterima kasih kepada peserta yang sangat antusias. Hal yang sama juga diaminkan oleh Andi Muh Fathur (Wakil Ketua KSPM) dalam sambutannya. “topik ini sangat jarang diangkat dalam diskusi, sehingga peserta hari ini sangat beruntung dan akan mendapatkan penjelasan langsung dari ahlinya..”, demikian kata Kepala Galeri Investasi, Dr. Muhammad Irfai Sohilauw., S.Kom., M.M. dalam sambutannya. “wacana ini sudah didengungkan sejak awal pandemi tahun 2020, sampai ada HOAX yang menyatakan Bank Indonesia telah mencetak uang 300 Trilyun. Jadi, walau secara teori dimungkinkan, apakah dengan jalan mencetak uang krisis dapat terselesaikan? Oleh karena itu, harapannya peserta dapat menyimak materi yang dipaparkan…”, demikian harapan Irfai menutup sambutannya. Sebelum membuka kegiatan seminar edukasi, Bapak Prof. Dr. Mappamiring., P., M.Si dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah menjadi narasumber dari kegiatan ini. beliau juga menghimbau kepada peserta untuk mengikuti kegiatan sampai selesai, agar pengetahuan yang diterima juga tidak setengah-setengah, mengingat tema yang diangkat sangat jarang ditemui dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Dalam pemaparannya, Bapak Erik Muliawan selaku Kepala Humas Bank Indonesia KP. Sul-sel menjelaskan materi sangat detail. Dimulai dari tugas dan fungsi Bank Indonesia, sampai bagaimana menyikapi wacana pencetakan uang. “Bank Indonesia selaku otoritas moneter selalu berkoordinasi dengan otoritas Fiskal (pemerintah) sebagai upaya untuk mengawasi stabilisasi sistem pembayaran, sistem keuangan dan sistem moneter di indonesia. khusus untuk pencetakan uang, tidak serta merta dicetak ketika menghadapi krisis. Bank Indonesia setiap tahun itu selalu mencetak uang untuk menjaga stabilitas sistem pembayaran, salah satunya untuk mengganti uang yang tidak layak edar (UTLE / uang lusuh, rusak, dll)”, begitu pengantar dari pemateri. apakah dengan mencetak uang, krisis keuangan dapat terasi? Jawabannya “TIDAK”. Beliau mengambil contoh bagaimana krisis yang terjadi di zimbabwe dan venezuela. Uang disana tidak punya nilai karena mau beli 3 butir telur pun harus membayar 100 miliar dollar zimbabwe. “kuncinya, ada pada DEMAND dan SUPLY” tegas pemateri. Semakin banyak uang dipasar, maka barang akan semakin langka, begitu juga sebaliknya. Acara yang dipandu oleh Bapak Akhmad Muhammadin., Ph.d ini berjalan lancar. Pada sesi pertanyaan, peserta sangat antusias untuk bertanya dan berdiskusi dengan pemateri. Setiap yang bertanya mendapatkan souvenir menarik dari Bank Indonesia.
Acara ditutup dengan foto bersama dengan seluruh peserta dan panitia kegiatan.
Ayo, mari senantiasa Cinta, Bangga, Paham Rupiah
Download materi : https://drive.google.com/file/d/1pHSfHQu3nDtTHUPbFUPfbS7XbvYrCS3W/view?usp=sharing